Sementara Biarlah Begini Adanya................ Sakahandak

Translate

Powered By google

Tuesday, January 18, 2011

Tugas Bahasa Arab

الْفَاعِلُ
(Fa'il)
Fa'il adalah isim marfu' yang terletak setelah fi'il ma'lum untuk menunjukkan pelaku dari suatu pekerjaan.


Contoh:

ضَرَبَ
عَلِيٌّ
الْكَلْبَ (Ali telah memukul anjing)

يَكْتُبُ
مُحَمَّدٌ
الدَّرْسَ (Muhammad sedang menulis pelajaran)


Ketentuan-Ketentuan Fa'il:

1. Fa'il adalah isim yang marfu'

Contoh:

نَصَرَ
زَيْدٌ
مُحَمَّدًا (Zaid menolong Muhammad)

زَيْدٌ adalah sebagai fa'ilnya karena dia merupakan isim yang marfu'

مُحَمَّدًا bukan sebagai fa'il karena dia manshub

ذَهَبَ
الرَّجُلُ
إِلَى
السُّوْقِ (Laki-laki itu pergi ke pasar)

الرَّجُلُ adalah sebagai fai'ilnya karena dia merupakan isim yang marfu'

السُّوْقِ bukan sebagai fa'il karena dia majrur


2. Fa'il harus diletakkan setelah fi'il. Apabila ada isim marfu' yang terletak di depan /sebelum fi'il maka dia bukan fa'il

Contoh:

مُحَمَّدٌ
يَكْتُبُ
الدَّرْسَ (Muhammad sedang menulis pelajaran)

مُحَمَّدٌ bukan sebagai fa'il. Hal ini karena ia terletak di depan fi'il.

Fa'ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi'il يَكْتُبُ yang taqdirnya adalah هُوَ.


3. Fi'il yang dipakai adalah fi'il ma'lum. Apabila ada isim mar'fu' yang terletak setelah fi'il majhul, maka ia bukan sebagai fa'il.

Contoh:

ضُرِبَ
عَلِيٌّ (Ali dipukul)

عَلِيٌّ bukanlah sebagai fa'il karena fi'il yang dipakai adalah fi'il majhul.


4. Fi'il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod

Contoh:

كَتَبَ
الْمُسْلِمُ
الدَّرْسَ (Seorang muslim itu menulis pelajaran)

كَتَبَ
الْمُسْلِمَانِ
الدَّرْسَ (Dua orang muslim itu menulis pelajaran)

كَتَبَ
الْمُسْلِمُوْنَ
الدَّرْسَ (Orang-orang muslim itu menulis pelajaran)


5. Bila fa'ilnya mudzakkar, maka fi'ilnya mufrod mudzakkar. Bila failnya muannats maka fi'ilnya mufrod muannats.

Contoh:

شَرِبَ
مُحَمَّدٌ
اللَّبَنَ (Muhammad telah minum susu)

شَرِبَتْ
مَرْيَمُ
اللَّبَنَ (Maryam telah minum susu)

يَشْرَبُ
مُحَمَّدٌ
اللَّبَنَ (Muhammad sedang minum susu)

تَشْرَبُ
مَرْيَمُ
اللَّبَنَ (Maryam sedang minum susu)



Catatan Fa'il:

1. Fa'il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi'ilnya.

Contoh:

رَجَعَ
مِن
الْجَامِعَةِ
الطَّالِبُ (Mahasiswa itu telah pulang dari kampus)

ضَرَبَ
الْكَلْبَ
عَلِيٌّ (Ali memukul anjing)


2. Apabila fa'il tidak terletak secara langsung dibelakang fi'ilnya, maka untuk fa'il yang muannats, fi'ilnya boleh berbentuk mufrod muannats atau mufrod mudzakkar.

Contoh:

شَرِبَتْ
اللَّبَنَ
مَرْيَمُ

Atau:

شَرِبَ
اللَّبَنَ
مَرْيَمُ


3. Apabila fa'ilnya berupa jamak taksir, maka fi'ilnya boleh berbentuk mufrod mudzakkar atau mufrod muannats.

Contoh:

لَعِبَ
الأَوْلاَدُ
أَمَامَ
الْمَسْجِدِ

Atau:

لَعِبَتْ
الأَوْلاَدُ
أَمَامَ
الْمَسْجِدِ



(Macam-Macam Fa'il)


1. Fa'il yang berupa isim mu'rob

نَجَحَ
الْمُجْتَهِدُ
فِي
الاِمْتِحَانِ

2. Fa'il yang berupa isim mabni

نَجَحَ
الَّذِي
اِجْتَهَدَ
فِي
الاِمْتِحَانِ

نَجَحَ
هَذَا
الْمُجْتَهِدُ
فِي
الاِمْتِحَانِ

نَجَحَ
فِي
الاِمْتِحَانِ



Mengenal Fa'il Yang Berbentuk Dhomir

1. Fi'il Madhi




كَتَبَ: Fa'ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ

كَتَبَا: Fa'ilnya adalah alif

كَتَبُوا: Fa'ilnya adalah wawu

كتَبَتْ: Fa'ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هِيَ

كَتَبَتَا: Fa'ilnya adalah alif

كَتَبْنَ: Fa'ilnya adalah nun

كَتَبْتَ: Fa'ilnya adalah ta'

كَتَبْتُمَا: Fa'ilnya adalah ta'

كَتَبْتُمْ: Fa'ilnya adalah ta'

كَتَبْتِ: Fa'ilnya adalah ta'

كَتَبْتُمَا: Fa'ilnya adalah ta'

كَتَبْتُنَّ: Fa'ilnya adalah ta'

كَتَبْتُ: Fa'ilnya adalah ta'

كَتَبْنَا: Fa'ilnya adalah نَا


Contoh:

مُحَمَّدٌ
كَتَبَ
الدَّرسَ

Fa'il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ

الْمُسْلِمُوْنَ
فَهِمُوْا
الدَّرْسَ

Fa'il dari kalimat ini adalah wawu

جَلَسْتُ
عَلَى
الْكُرْسِيِّ

Fa'il dari kalimat ini adalah ta'


Catatan Macam Fa'il:

  1. Alif yang berfungsi sebagai fa'il dinamakan alif itsnain ( أَلِفُ
    الإِثْنَيْنِ )
  2. Wawu yang berfungsi sebagai fa'il dinamakan wawu jama'ah ( وَاوُ
    الْجَمَاعَةِ )
  3. Nun yang berfungsi sebagai fa'il dinamakan nun niswah ( نُوْنُ
    النِّسْوَةِ )
  4. Ta' yang berfungsi sebagai fa'il dinamakan ta' fa'il ( تَاءُ
    الْفَاعِلِ )
  5. Ya' yang berfungsi sebagi fa'il dinamakan ya mukhothobah ( يَاءُ
    الْمُخَاطَبَةِ )
2. Fi'il Amr


اُكْتُبْ: Fa'ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ

اُكْتُبَا: Fa'ilnya adalah alif

اُكْتُبُوْا: Fa'ilnya adalah wawu

اُكْتُبِِيْ: Fa'ilnya adalah ya'

اُكْتُبَا: Fa'ilnya adalah alif

اُكْتُبْنَ: Fa'ilnya adalah nun


Contoh:

اُكْتُبْ
الدَّرْسَ

Fa'il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ

اِحْفَظُوْا
الْقُرْءَانَ

Fa'il dari kalimat ini adalah wawu 
اِرْجِعْنَإِلَى
بُيُوتِكُنَّ
Fa'il dari kalimat ini adalah nun



3. Fi'il Mudhori'


يَكْتُبُ: Fa'ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ

يَكْتُبَانِ: Fa'ilnya adalah alif

يَكْتُبُوْنَ: Fa'ilnya adalah wawu

تَكْتُبُ: Fa'ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هِيَ

تَكْتُبَانِ: Fa'ilnya adalah alif

يَكْتُبْنَ: Fa'ilnya adalah nun

تَكْتُبُ: Fa'ilnya adalah dhomir mustatir taqdirnya أَنْتَ

تَكْتُبَانِ: Fa'ilnya adalah alif

تَكْتُبُوْنَ: Fa'ilnya adalah wawu

تَكْتُبِِيْنَ: Fa'ilnya adalah ya'

تَكْْتُبَانِ: Fa'ilnya adalah alif

تَكْتُبْنَ: Fa'ilnya adalah nun

أَكْتُبُ: Fa'ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنَا

نَكْتُبُ: Fa'ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya نَحْنُ


Contoh:

مُحَمَّدٌ
يَرْكَبُ
الْحِصَانَ

Fa'il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ

الْمُمَرِّضَاتُ
يَدْخُلْنَ
الْمُسْتَشْفَى

Fa'il dari kalimat ini adalah nun

نَكْتُبُ
الرِّسَالَةَ

Fa'il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya نَحْنُ

 
نَائِبُالفَاعِل
  (Naibul Fa'il)
Naibul fa'il adalah isim marfu' yang terletak setelah fi'il majhul untuk menunjukkan orang yang dikenai pekerjaan.


Contoh:

ضُرِبَ
الْكَلْبُ (Anjing itu telah dipukul)

يُكْتَبُ
الدَّرْسُ (Pelajaran sedang ditulis)

Ketentuan-ketentuan naibul fa'il

1. Naibul fa'il merupakan isim marfu'. Asal dari na'ibul fa'il adalah sebagai obyek (maf'ul bih) yang mempunyai I'rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf'ul bih menggantikan posisi fa'il yang mempunyai I'rob rofa'.

Contoh:

نَصَرَ
زَيْدٌ
مُحَمَّدًا (Zaid menolong Muhammad)

Tatkala fa'ilnya dihapus, menjadi:

نُصِرَ
مُحَمَّدٌ (Muhammad ditolong)

2. Naibul fa'il harus diletakkan setelah fi'il. Apabila ada isim marfu' yang terletak di depan /sebelum fi'il maka dia bukan naibul fa'il.

Contoh:

مُحَمَّدٌ
نُصِرَ (Muhammad ditolong)

مُحَمَّدٌ bukan naibul fa'il. Hal ini karena ia terletak di depan fi'il.

Naibul fa'ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi'il نُصِرَ yang taqdirnya adalah هُوَ

3. Fi'il yang dipakai adalah fi'il majhul.

Contoh:

ذَبَحَ
مُحَمَّدٌ
الْبَقَرَ (Muhammad menyembelih sapi)

مُحَمَّدٌ bukan sebagai na'ibul fail karena fi'il yang dipakai bukan fi'il majhul.

4. Fi'il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod

Contoh:

قُتِلَالْكَافِرُ (Seorang kafir itu telah dibunuh)

قُتِلَ
الْكَافِرَانِ (Dua orang kafir itu telah dibunuh)

قُتِلَ
الْكَافِرُوْنَ (Orang-orang kafir itu telah dibunuh)

5. Bila naibul fa'ilnya mudzakkar, maka fi'ilnya mufrod mudzakkar. Bila naibul failnya muannats maka fi'ilnya mufrod muannats.

Contoh:

نُصِرَ
مُحَمَّدٌ

نُصِرَتْ
مَرْيَمُ

يُضْرَبُ
مُحَمَّدٌ

تُضْرَبُ
مَرْيَمُ

6. Apabila susunan sebelum fa'ilnya dihapus menpunyai dua maf'ul bih (obyek), maka setelah failnya dihapus, maf'ul bih pertama menjadi naibul fail sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf'ul bih.

Contoh:

مَنَحَ
مُحَمَّدٌ
الْفَقِيْرَ
طَعَامًا (Muhammad memberi orang fakir itu makanan)

Tatkala fa'ilnya dihapus, maka fi'ilnya harus dirubah menjadi bentuk majhul. Kemudian maf'ul bih pertama ( yaitu الْفَقِيْرَ ) berubah menjadi naibul fail, sehingga I'robnya menjadi rofa'. Adapun maf'ul bih ke dua ( yaitu طَعَامًا )tetap manshub sebagai maf'ul bih.

مُنِحَ
الْفَقِيْرُ
طَعَامًا (Orang fakir itu diberi makanan)

Catatan Na'ibul Fa'il:

1. Ketentuan na'ibul fa'il mirip dengan ketentuan yang ada pada fa'il.

2. Naibul fa'il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi'ilnya.

Contoh:

يُقْبَضُ
فِى
الطَّرِيْقِ
السَّارِقُ (Pencuri itu ditangkap di jalan)

3. Apabila na'ibul fa'il tidak terletak secara langsung dibelakang fi'ilnya, maka untuk na'ibul fa'il yang muannats, fi'ilnya boleh mufrod muannats atau mufrod mudzakkar.

Contoh:

نُصِرَتْ
فِى
الْفَصْلِ
مَرْيَمُ (Maryam ditolong di dalam kelas)

atau

نُصِرَ
فِى
الْفَصْلِ
مَرْيَمُ (Maryam ditolong didalam kelas)

4. Apabila na'ibul fa'ilnya berupa jamak taksir, maka fi'ilnya boleh berbentuk mufrod mudzakkar atau mufrod muannats.

Contoh:

سُئِلَ
الْأَسَاتِيْذُ (Para ustadz ditanya)

Atau

سُئِلَتْ
الْأَسَاتِيْذُ (Para ustadz ditanya)

5. Terkadang, na'ibul fa'il berupa isim mabni

Contoh:

قُبِضَ
الَّذِى
سَرَقَ
الْفُلُوْسَ (Telah ditangkap orang yang mencuri uang)

يُفْتَحُ
هَذَا
الْبَابُ (Pintu ini dibuka)

قُتِلَ
الْكَافِرُ (Orang kafir itu dibunuh)

تُنْكَحُ (Orang itu dinikahi)

ضُرِبُوْا (Mereka dipukul)


الْمُبْتَدَأُ
وَالْخَبَرُ
(Mubtada' dan Khobar)

Mubtada' adalah isim marfu' yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek)

Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada' (Predikat)

Contoh:

مُحَمَّدٌ
طَبِيْبٌ (Muhammad adalah seorang dokter)

الْأُسْتَاذُ
مَرِيْضٌ (Ustadz itu sakit)

Ketentuan-ketentuan Mubtada' dan khobar

1. Mubtada' dan khobar merupakan isim-isim marfu'

Contoh:

الْوَلَدُ
نَشِيْطٌ (Anak itu rajin)

أَبُوْكَ
مَاهِرٌ (Bapakmu adalah orang yang pandai)

الْقَاضِى
عَادِلٌ (Hakim itu adil)

2. Mubtada' dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.

Contoh:

الْمُسْلِمُ
حَاضِرٌ (Seorang muslim itu hadir)

الْمُسْلِمَانِ
حَاضِرَانِ (Dua orang muslim itu hadir)

الْمُسلِمُوْنَ
حَاضِرُوْنَ (Orang-orang muslim itu hadir)

3. Mubtada' dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.

Contoh:

الْمُسْلِمُ
صَالِحٌ (Orang muslim itu sholeh)

الْمُسْلِمَةُ
صَالِحَةٌ (Orang muslimah itu sholihah)

الْمُؤْمِنُوْنَ
مُجْتَهِدُوْنَ (Para lelaki mu'min itu orang yang bersungguh-sungguh)

الْمُؤْمِنَاتُ
مُجْتَهِدَاتٌ (Para perempuan mu'min itu orang yang bersungguh-sungguh)







أَنْوَاعُ
الْمُبْتَدَأِ

(Macam-Macam Mubtada')



1. Mubtada' yang berupa isim mu'rob

Contoh:

أَللهُ
عَلِيْمٌ (Allah Maha Mengetahui)

الْوَلَدَانِ
مُجْتَهِدَانِ (Dua anak laki-laki itu orang yang bersungguh-sungguh)

عُمَرُ
عَادِلٌ (Umar adalah seorang yang adil)

2. Mubtada' yang berupa isim mabni

Contoh:

هَذَا
الْكِتَابُ
جَدِيْدٌ (Buku ini baru)

هُوَ
مُجْتَهِدٌ (Dia seorang yang bersungguh-sungguh)

أَنَا
طَالِبٌ (Saya seorang mahasiswa)

   
أَنْوَاعُ
الْخَبَرِ
             
(Macam-Macam Khobar)



1. Khobar Mufrod

Khobar mufrod adalah khobar yang bukan berupa jumlah maupun syibhul jumlah.

Contoh:

الْعَامِلُ
حَاضِرٌ (Seorang pekerja itu hadir)

الْعَامِلاَنِ
حَاضِرَانِ (Dua orang pekerja itu hadir)

الْعُمَّالُ
حَاضِرُوْنَ (Para pekerja itu hadir)

2. Khobar Murokkab

Khobar murokkab adalah khobar yang berupa jumlah atau syibhul jumlah.

a. Khobar yang berupa jumlah

i. Jumlah Ismiyah

Contoh:

الْوَلَدُ
كِتَابُهُ
جَدِيْدٌ (Anak laki-laki itu bukunya baru)

الْوَلَدُ
أَبُوْهُ
حَاضِرٌ (Anak laki-laki itu bapaknya hadir)

الْمَدْرَسَةُ
مُدَرِّسُهَا
حَضَرَ (Sekolahan itu pengajarnya telah hadir)

ii. Jumlah Fi'liyah

Contoh:

الْوَلَدُ
حَضَرَ
أَبُوْهُ (Anak itu telah hadir bapaknya)

الْمُدَرِّسُ
حَضَرَ (Seorang pengajar itu telah hadir)

الْمُدَرِّسُوْنَ
حَضَرُوْا (Para pengajar itu telah hadir)

b. Khobar yang berupa syibhul jumlah

i. Jer dan Majrur

Contoh:

مُحَمَّدٌ
فِى
الْبَيْتِ (Muhammad di dalam rumah)

الْكِتَابُ
عَلَى
الْمَكْتَبِ (Buku itu di atas meja)

ii. Dhorof dan Mudhof ilaih

Contoh:

مُحَمَّدٌ
أَمَامَ
الْبَيْتِ (Muhammad di depan rumah)

الْهِرَّةُ
تَحْتَ
الْمَكْتَبِ (Kucing itu di bawah meja)

Catatan:

1. Susunan mubtada' dan khobar membentuk jumlah isimiyah, sedangkan susunan fi'il dan fa'il membentuk jumlah fi'ilyah.

Contoh:

الْمُسْلِمُ
حَضَرَ (Jumlah isimiyah)

حَضَرَ
الْمُسْلِمُ (Jumlah fi'liyah)

2. Apabila khobar berupa jumlah fi'liyah yang fa'ilnya berupa dhomir, maka harus mengikuti mubtada'nya dari sisi bilangan dan jenisnya.

Contoh:

الْمُسْلِمُ
حَضَرَ

الْمُسْلِمُوْنَ
حَضَرُوْا

الْمُسْلِمَةُ
حَضَرَتْ

الْمُسْلِمَاتُ
حَضَرْنَ

3. Terkadang letak khobar didahulukan daripada mubtada'. Khobar ini dinamakan khobar muqoddam (خَبَرٌ
مُقَدَّمٌ) dan mubtada'nya dinamakan mubtada' muakhkhor (مُبْتَدَأٌ
مُؤَخَّرٌ)

Contoh:

فِى
الْبَيْتِ
رَجُلٌ

عِنْدِى
فُلُوْسٌ

4. I'rob dari khobar yang berbentuk murokkab adalah fi mahalli rof'in ( فِى
مَحَلِّ
رَفْعٍ )



'



اِسْمُ
كَانَ
وَ
أَخَوَاتِهَا

(Isim Kaana dan Saudaranya)

Kaana dan saudari-saudarinya merupakan fi'il-fi'il yang masuk pada susunan mubtada' dan khobar sehingga merofa'kan mubtada' dan menashobkan khobar.

Mubtada' yang telah dirofa'kan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Kaana

Khobar yang telah dinashobkan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Kaana

Contoh:

اللهُ
عَلِيْمٌ : كَانَ
اللهُ
عَلِيْمًا

مُحَمَّدٌ
مُجْتَهِدٌ : كَانَ
مُحَمَّدٌ
مُجْتَهِدًا



1. Isim Kaana yang berupa isim mu'rob

Contoh:

كَان
الْوَلَدُ
نَشِيْطًا

كَانَتْ
عَائِشَةُ
صَالِحَةً

كَانَ
الْمُسْلِمُوْنَ
صَالِحِيْنَ

كَانَتِ
الْمُسْلِمَاتُ
صَالِحَاتٍ

2. Isim Kaana yang berupa isim mabni

Contoh:

كَانَ
هَذَا
الْأُسْتَاذُ
عَالِمًا

كَانَ
ذَلِكَ
الْكِتَابُ
مُفِيْدًا

كُنْتُ
مُسْلِمًا

كَانُوْا
مُسْلِمِيْنَ



تَصْرِيْفُ
كَانَ



Contoh:

هُوَ
مُسْلِمٌ : كَانَ
مُسْلِمًا

هُمَا
مُسْلِمَانِكَانَا
مُسْلِمَيْنِ

أنْتِ
مُسْلِمَةٌكُنْتِ
مُسْلِمَةً

Saudari-Saudari Kaana

1. أَصْبَحَأَضْحَىضَلَّأَمْسَىبَاتَ (Untuk menunjukkan waktu)

Contoh:

بَاتَ
الْوَلَدُ
نَائِمًا (Anak itu tidur di malam hari)

2. لَيْسَ (Untuk penafian)

Contoh:

لَيْسَ
النَّجَاحُ
سَهْلاً (Kesuksesan itu tidaklah mudah)

3. صَارَ (Untuk menunjukkan terjadinya perubahan)

Contoh:

صَارَ
مُحَمَّدٌ
شَابًّا (Muhammad telah menjadi seorang pemuda)

4. مَادَامَ (Untuk menunjukkan jeda waktu)

Contoh:

لاَ
تَخْرُجْ
مَادَامَ
الْيَوْمُ
مُمْطِرًا (Jangan keluar selama hari masih hujan)

5. مَابَرِِحَمَانْفَكَّمَافَتِئَمَازَالَ (Untuk menunjukkan adanya kesinambungan)

Contoh:

مَازَالَ
الْسَارِقُ
مُكَدِّرًا (Pencuri itu senantiasa membuat resah)

أَنْوَاعُ
خَبَرِ
كَانَ

(Macam-Macam Khobar Kaana)



1. Khobar Kaana yang berbentuk mufrod

Contoh:

كَانَ
الْعَامِلُ
حَاضِرًا

2. Khobar Kaana yang berbentuk murokkab

Contoh:

كَانَ
الْوَلَدُ
كِتَابُهُ
جَدِيْدٌ

َكَان
الْمُدَرِّسُوْنَ
حَضَرُوْا

كَانَ
مُحَمَّدٌ
فِى
الْبَيْتِ

كَانَ
مُحَمَّدٌ
أَمَامَ
الْبَيْتِ

Catatan Kana:

1. Apabila isim kaana berupa isim mu'rob, maka kaana selalu dalam bentuk mufrodnya walaupun isim kaana tersebut berupa isim mutsanna atau jamak.

Contoh:

كَانَ
الْمُسْلِمُ
مُجْتَهِدًا

كَانَ
الْمُسْلِمَانِ
مُجْتَهِدَيْنِ

كَانَ
الْمُسْلِمُوْنَ
مُجْتَهِدِيْنَ

2. Apabila isim kaana berupa isim mabni yang berupa dhomir, maka kaana ditashrif sesuai dengan dhomirnya.

Contoh:

هُوَ
مُسْلِمٌ : كَانَ
مُسْلِمًا

هُمَا
مُسْلِمَانِكَانَا
مُسْلِمَيْنِ

أَنَا
مُسْلِمٌكُنْتُ
مُسْلِمًا

3. I'rob dari khobar kaana yang berbentuk murokkab adalah fii mahalli nashbin ( فِى
مَحَلِّ
نَصْبٍ )

خَبَرُ
إِنَّ
وَأَخَوَاتُهَا

Inna dan saudari-saudarinya merupakan huruf yang masuk pada susunan mubtada dan khobar, sehingga menashabkan mubtada dan merofa'kan khobar.

Mubtada' yang telah dinashabkan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Inna.

Khobar yang telah dirofa'kan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Inna.

Sehingga istilahnya menjadi berubah, dari mubtada menjadi isim inna dan khobar menjadi khobar inna.

Contoh:

إِنَّ
اللهَ
حَكِيْمٌ (Sesungguhnya Allah adalah Maha Bijaksana)

إِنَّ
عَلِيًّا
ذَكِيٌّ (Sesungguhnya Ali adalah Anak yang cerdas)

إِنَّ
الدِّينَ
يُسْرٌ (Sesungguhnya Agama ini mudah)

Perincian kalimat:

اللهُ
حَكِيْمٌإِنَّ
اللهَ
حَكِيْمٌ

عَلِيٌّ
ذَكِيٌّإِنَّ
عَلِيًّا
ذَكِيٌّ

الدِّينُ
يُسْرٌإِنَّ
الدِّينَ
يُسْرٌ

Saudari-Saudari Inna:

1. ََّإِنَّ, أَن = Untuk Taukid (Menguatkan sesuatu)

Contoh:

إِنَّ
اللهَ
مَعَ
الصَّابِرِيْنَ (Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar)

وَاعْلَمُوْا
أَنَّ
النَّصْرَ
مَعَ
الصَّبْرِ (Ketahuilah sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran)

2. لَيْتَ = Untuk berandai-andai

Contoh:

ٌلَيْتَ
النَّتِيْجَةَ
حَسَنَة (Seandainya nilainya baik)

3. كَأَنَّ = Untuk Tasybih (Menyerupakan)

Contoh:

ٌكَأَنَّ
عُمَرَ
أَسَد (Seakan-akan Umar adalah singa)

4. لَكِنَّ = Untuk Menyatakan kebalikan dari kalimat sebelumnya

Contoh:

اَلْكِتَابُ
صَغِيْرٌ
لَكِنَّهُ
مُفِيْدٌ (Kitab itu kecil akan tetapi berfaidah)

5. لَعَلَّ = Untuk pengharapan

Contoh:

لَعَلَّ
الْجَوَّ
مُعْتَدِلٌ (Mudah-mudahan udaranya nyaman)

6. لاَ
النَّافِيْةُ
لِلْجِنْسِ = Untuk meniadakan jenis

Contoh:

لاَ
رَجُلَ
فِي
الْبَيْتِ (Tidak ada seorang lelaki pun di dalam rumah itu)

Tashrif Inn
Isim Inna terbagi dua, yang berupa isim Mu'rob dan Mabni.

A. Isim Inna yang berupa isim mu'rob

Contoh:

إِنَّ
مُحَمَّدًا
جَالِسٌ (Sesungguhnya Muhammad duduk)

إِنَّ
الإِمْتِحَانَ
سَهْلٌ (Sesungguhnya Ujian itu mudah)

إِنَّ
الْمَرْأَتَيْنِ
حَاضِرَتَانِ (Sesungguhnya dua wanita itu hadir)

إِنَّ
اللاَّعِبِيْنَ
مُجِدُّوْنَ (Sesungguhnya para pemain itu bersungguh-sungguh)

B. Isim inna yang berupa isim mabni

Contoh:

إِنَّهَا
قَائِمَةٌ (Sesungguhnya dia -perempuan- berdiri)

إِنَّكَ
أُسْتَاذٌ (Sesungguhnya kamu adalah seorang ustadz)

إِنِّي
طَالِبٌ (Sesungguhnya aku adalah seorang pelajar)



  أَنْوَاعُ
خَبَرِ
إِنَّ

(Pembagian Khobar Inna)



Macam-Macam Khobar Inna:

1. Mufrod

Contoh:

إِنَّ
الْجَنَّةَ
حَقٌّ

(Sesungguhnya keberadaan Surga adalah benar)

2. Jar Majrur

Contoh:

إِنَّ
اللهَ
فِي
السَّمَاءِ

(Sesungguhnya Allah berada di atas langit)

3. Zharaf

Contoh:

وَأَنَّ
الْفَرَجَ
مَعَ
الْكَرْبِ

(Sesungguhnya jalan keluar bersama dengan kesusahan)

4. Jumlah Ismiyyah

Contoh:

إِنَّ
عُمَرَ
وَلَدُهُ
صَالِحٌ

(Sesungguhnya anaknya Umar adalah anak shalih)

5. Jumlah Fi'liyyah

Contoh:

إِنَّ
اللهَ
يَرَى

(Sesungguhnya Allah Melihat)

Catatan Khobar Inna:

1. Untuk menentukan mana isim inna dan khobarnya, terlebih dahulu harus dicari mana mubtada dan khabarnya, sehingga apabila didapatkan khobar di depan atau mubtada di belakang maka isim dan khobar inna juga menyesuaikan.

Contohnya adalah kalimat:

فِي
الْبَيْتِ
الرَّجُلُ (Seorang laki-laki itu di dalam rumah)

Maka kata فِي
الْبَيْتِ adalah khobar muqoddam, sedangkan الرَّجُلُ adalah mubtada muakhkhor.

Sehingga apabila kemasukan inna, kalimatnya menjadi:

إِنَّ
فِي
الْبَيْتِ
الرَّجُلَ

2. Jika mubtada berbentuk dhomir maka isim inna menyesuaikan,

Contoh:

هُمْ
مُسْلِمُوْنَ

Menjadi,

إِنَّهُمْ
مُسْلِمُوْنَ

Contoh lain:

أَنْتَ
ذَكِيٌّ

Menjadi,

إِنَّكَ
ذَكِيٌّ














 

No comments:

Post a Comment

Komentar anda saya tunggu lho